Jumat, 24 Mei 2013
Rabu, 17 April 2013
PENGERTIAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM
al-Baidhawi mengatakan bahwa pada dasarnya al-rabb (dalam bahasa Indonesia berarti mendidik) yang bermakna tarbiyah (pendidikan), selengkapnya berarti menyampaikan sesuatu hingga mencapai kesempurnaan, sementara rabb yang mensifati Allah menunjukkan arti yang lebih khusus yaitu sangat atau paling.
al-Ashfahani mengatakan bahwa al-rabb berarti tarbiyah menunjuk kepada arti menumbuhkan prilaku secara bertahap hingga mencapai batasan kesempurnaan.
Yusuf al-Qardhawi memberi pengertian pendidikan Islam sebagai Pendidikan
manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan
keterampilannya.
Mustafa al-Gulayaini bahwa pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak
yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya
dengan air petunjuk dan nasehat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu
kemampuan meresap dalam jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan,
kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.
Endang Syaifuddin Anshori memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam
adalah proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh obyek didik
terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi dan
lain-lain) dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu dan
dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu
diserta evaluasi sesuai dengan ajaran Islam.
Ahmad D. Marimba mendefenisikan pendidikan Islam dengan bimbingan
jasmani-rohani, berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.7
Hasan Langgulung memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah
proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan
pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi
manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
Naquib al-Attas bahwa pendidikan Islam adalah upaya yang dilakukan
pendidikan terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengakuan
tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan
sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan akan tempat Tuhan
yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian.
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT
PARA ULAMA
1.
Menurut Muhammad ‘Athijah Al-Abrasy
Menurut
beliau jiwa pendidikan adalah budi pekerti, pendidikan budi pekerti adalah jiwa
dari pendidikan Islam, dan Islam telah menyimpulkan bahwa Akhlak dan budi
pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam.
Mencapai suatu Akhlak yang sempurna adalah
tujuan sebenarnya dari pendidikan. Para ahli pendidikan Islam telah sepakat
bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah hanya memenuhi otak anak
didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya
ialah mendidik Akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa Fadhilah (keutamaan),
membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk
suatu kehidupan yang suci seluruhnya Ikhlas dan Jujur.
Maka
tujuan pokok dan utama dari pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan
pendidikan jiwa. Semua mata pelajaran haruslah mengandung pelajaran Akhlak
keagamaan, karena akhlak keagamaan adalah akhlak yang tertinggi, sedangkan
Akhlak yang mulia itu adalah tiang dari pendidikan Islam.
2.
Menurut Al-Ghazali
Menurut
beliau tujuan dari pendidikan adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan
pangkat dan bermegah-megah, dan hendaklah seorang pelajar itu belajar bukan
untuk menipu orang-orang bodoh atau bermegah-megahan. Jadi pendidikan itu tidak
keluar dari pendidikan Akhlak.
3.
Menurut Hadji Khalifah.
Menurut
beliau tujuan dari belajar bukanlah mencari Rizki di dunia ini, tetapi
maksudnya adalah untuk sampai kepada hakikat, memperkuat Akhlak, dangan arti
mencapai ilmu yang sebenarnya dan Akhlak yang sempurna. Beliau berkata ilmu
adalah suatu yang paling lezat dan paling mulia.
Pendidikan
Islam adalah pendidikan yang paling ideal, di mana ilmu di ajarkan karena ia
mengandung kelezatan-kelezatan rohaniah, untuk sampai kepada hakikat ilmiah dan
akhlak yang terpuji.
(Dasar-Dasar
Pokok Pendidikan Islam, 15-18, Prof. Dr. Mohd.’Athijah Al-Abrasy, 1970,
Bulan Bintang, Jakarta )
4.
Menurut
Abdullah Fatah Jalal
Menurut
beliau, tujuan pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah.
Ia mengatakan tujuan ini akan menghasilkan tujuan yang khusus, beliau mengatakan bahwa tujuan itu adalah semua manusia harus
menghambakan diri kepada Allah, yang di maksud denga menghambakan diri adalah
beribadah kepada Allah.
- Menurut Muhammad Quthb.
Menurut
beliau tujuan pendidikan lebih penting dari pada pendidikannya. Sarana
pendidikan pasti berubah dari masa ke masa, dari generasi ke generasi bahkan
dari satu tempat ke tempat yang lain. Akan tetapi tujuan pendidikan tidak
berubah, yang dimaksud adalah tujuan yang umum, sedangkan tujuan yang khusus
masih dapat berubah. Menurut Quthb tujuan umum pendidikan adalah manusia yang
Taqwa, itulah manusia yang baik menurutnya.
- Menurut Al-Aynayni
Beliau
membagi tujuan pendidikan Islam menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
umum ialah beribadah kepada Allah, maksudnya membentuk manusia yang beribadah
kepada Allah. Selanjutnya ia mengatakan bahwa tujuan ini sifatnya tetap,
berlaku di segala tempat, waktu, dan keadaan. Tujuan khusus pendidikan Islam di
tetapkan berdasarkan keadaan tempat dengan mempertimbangkan keadaan Geografi,
ekonomi, dan lain-lain yang ada di tempat itu.tujuan khusus ini dapat di
rumuskan berdasarkan ijtihad para ahli di tempat itu.
DAFTAR PUSTAKA.
http://www.referensimakalah.com/2012/02/definisi-pendidikan-islam-menurut-para_2655.html
http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/05/tujuan-pendidikan-islam.html
Azyumardi Azra, Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1998).Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 1992). Abd. Rahman al-Nahlawi, al-Tabiyah al-Islamiyah Wa Asalibuha Fi al-Bait Wa al-Madrasah Wa al-Mujtama’, alih bahasa Shihabuddin dengan Judul; Pendidikan Islam di Rumah, di Sekolah dan di Masyarakat (Cet. II; Jakarta: Gema Insan Press, 1996). Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. II; Bandung : Pustaka Setia, 1998). Yusuf al-Qardhawi, Tarbiyah al-Islam Wa Madrasah Hasan al-Banna, alih bahasa Bustani A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad : Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, (Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1980). Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Cet. I; Bandung: al-Ma’arif, 1980).
Daradjat, Zakiyah,1991 Ilmu Pendidikan
Islam, Bumi Aksara, Jakarta.
Tafsir, Ahmad, 1991, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif
Islam, PT REMAJA ROSDA KARYA, Bandung.
Al-Abrasy,
Mohd.’Athijah, 1970, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Bintang,
Jakarta.
Net Aly, Hero,
MA. 1999, Ilmu Pendidikan Islam, Logos, Jakarta).
Marimba, Ahmad
D., 1980, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,Bandung, Al-Ma’arif
Ali, Hamdani, 1986, Filsafat Ilmu Pendidikan, Kota
Kembang, Jogjakarta.
PERANAN TIK DALAM PENDIDIKAN
Terdapat 6 peranan TIK dalam bidang pendidikan, antara lain :
1. TIK sebagai skill dan kompetensi
- Penggunaan TIK harus proporsional maksudnya TIK bisa masuk ke semua lapisan masyarakat tapi sesuainya dengan porsinya masing-masing.
2. TIK sebagai infratruktur pembelajaran
- Tersedianya bahan ajar dalam format digital
- The network is the school
- belajar dimana saja dan kapan saja
3. TIK sebagai sumber bahan belajar
- Ilmu berkembang dengan cepat
- Guru-guru hebat tersebar di seluruh penjuru dunia
- Buku dan bahan ajar diperbaharui secara kontinyu
- Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran
- Tanpa teknologi, pembelajaran yang up-to-date membutuhkan waktu yang lama
4. TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran
- Penyampaian pengetahuan mempertimbangkan konteks dunia nyata
- Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar
- Pelajar melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih luas dan mandiri
- Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi mahasiswa dan guru
- Rasio antara pengajar dan peserta didik sehingga menentukan proses pemberian fasilitas
5. TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran
- Tiap individu memerlukan dukungan pembelajaran tanpa henti tiap harinya
- Transaksi dan interaksi interaktif antar stakeholder memerlukan pengelolaan back office yang kuat
- Kualitas layanan pada pengeekan administrasi ditingkatkan secara bertahap
- Orang merupakan sumber daya yang bernilai
6. TIK sebagai sistem pendukung keputusan
- Tiap individu memiliki karakter dan bakat masing-masing dalam pembelajaran
- Guru meningkatkan kompetensinya pada berbagai bidang ilmu
- Profil institusi pendidikan diketahui oleh pemerintah.
sumber :
kuliah kapita selekta pendidikan ilmu komputer bersama Dr. Wawan Setiawan, M.Kom
http://whitewishes.wordpress.com/2010/02/23/peranan-tik-dalam-bidang-pendidikan/
Sabtu, 22 Desember 2012
PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
a. Pendidikan Agama dalam Lingkup Pendidikan Nasional
Kita sebagai warga Negara Indonesia yang beriman dan bertakwa, patriotic (cinta tana air) menjadikan falsafah pancasila sebagai pedoman hidup bernegara dan bermasyarakat. Sepakat bahwa pendidikana gama (khususnya islam) harus kita sukseskan dalam pelaksanaan pada semua jenis, jenjang, dan jalurnya. Sesuai dan sejalan dengan aspirasi bangsa seperti telah digariskan dalam tap-tap MPR, dan undang-undang telah menjabarkan aspirasi tersebut yang telah disetujui oleh DPR dan disahkan oleh presiden. Sehingga menjadi dasar yuridis nasional kita mengikat seluruh warga Negara Indonesia ke dalam satu system pendidikan nasional.
Permasalahan yang perlu kita bahas adalah bagaimana cara pelaksanaannya agar pendidikan agama kita lebih berguna dalam mewujudkan generasi bangsa yang berkualitas unggul, lahiriah, dan batiniah. Berkemampuan tinggi dalam kehidupan akliah dan akidah serta berbobot dalam perilaku amaliah dan muamalah. Sehingga survive dalam arus dinamika perubahan sosial budaya pada masa hidupnya. Ketahanan mental sprtitual dan fisik berkat pendidikan agama kita benar-benar berfungsi efektif bagi kehidupan generasi bangsa dari waktu kewaktu.
Idealitas tersebut baru dapat terlakasana dengan tepat sasaran jika kita mampu melaksanakan strategi dasar yang berwawan jauh kemasa depan kehidupan bangsa, kehidupan yang dihadapkan kepada kemajuan ilmu dan teknologi canggih yang semakin sekularistik arahnya.
Orientasi pendidikan agama islam ialah pendidikan ini secara tidak langsung mengharuskan kita untuk menyelenggarakan proses pendidikan nasional yang konsisten dan secara integralistik menuju kearah pencapaian tujuan akhir. Terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas unggul yang berkembang dan tumbuh di atas pola kehidupan yang seimbang antara lahiriah dan batiniah, antara jasmania dan rohaniah atau antara kehidupan mental spiritual dan fisik material. Dalam bahasa islam, membentuk insan kamil yang secara homeostatic dapat mengembangkan dirinya dalam pola kehidupan yang kahasanah fiddunnya dan khasanah fil akhirat terhindar dari siksaan api neraka, secara simultan tidak terpisah-pisah antara kedua unsurnya.
Jalan menuju ketujuan itu, tidak lain adalah melalui proses pendidikan yang berorientasi kepada hubungan tiga arah yaitu hubungan anak didik dengan tuhannya, dengan masyarakat dan dengan alam sekitarnya.
a. Pendidikan Agama dalam Lingkup Pendidikan Nasional
Kita sebagai warga Negara Indonesia yang beriman dan bertakwa, patriotic (cinta tana air) menjadikan falsafah pancasila sebagai pedoman hidup bernegara dan bermasyarakat. Sepakat bahwa pendidikana gama (khususnya islam) harus kita sukseskan dalam pelaksanaan pada semua jenis, jenjang, dan jalurnya. Sesuai dan sejalan dengan aspirasi bangsa seperti telah digariskan dalam tap-tap MPR, dan undang-undang telah menjabarkan aspirasi tersebut yang telah disetujui oleh DPR dan disahkan oleh presiden. Sehingga menjadi dasar yuridis nasional kita mengikat seluruh warga Negara Indonesia ke dalam satu system pendidikan nasional.
Permasalahan yang perlu kita bahas adalah bagaimana cara pelaksanaannya agar pendidikan agama kita lebih berguna dalam mewujudkan generasi bangsa yang berkualitas unggul, lahiriah, dan batiniah. Berkemampuan tinggi dalam kehidupan akliah dan akidah serta berbobot dalam perilaku amaliah dan muamalah. Sehingga survive dalam arus dinamika perubahan sosial budaya pada masa hidupnya. Ketahanan mental sprtitual dan fisik berkat pendidikan agama kita benar-benar berfungsi efektif bagi kehidupan generasi bangsa dari waktu kewaktu.
Idealitas tersebut baru dapat terlakasana dengan tepat sasaran jika kita mampu melaksanakan strategi dasar yang berwawan jauh kemasa depan kehidupan bangsa, kehidupan yang dihadapkan kepada kemajuan ilmu dan teknologi canggih yang semakin sekularistik arahnya.
Orientasi pendidikan agama islam ialah pendidikan ini secara tidak langsung mengharuskan kita untuk menyelenggarakan proses pendidikan nasional yang konsisten dan secara integralistik menuju kearah pencapaian tujuan akhir. Terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas unggul yang berkembang dan tumbuh di atas pola kehidupan yang seimbang antara lahiriah dan batiniah, antara jasmania dan rohaniah atau antara kehidupan mental spiritual dan fisik material. Dalam bahasa islam, membentuk insan kamil yang secara homeostatic dapat mengembangkan dirinya dalam pola kehidupan yang kahasanah fiddunnya dan khasanah fil akhirat terhindar dari siksaan api neraka, secara simultan tidak terpisah-pisah antara kedua unsurnya.
Jalan menuju ketujuan itu, tidak lain adalah melalui proses pendidikan yang berorientasi kepada hubungan tiga arah yaitu hubungan anak didik dengan tuhannya, dengan masyarakat dan dengan alam sekitarnya.
- Hubungan dengan tuhannya menghendaki adanya konsepsi ketuhanan yang telah mapan dan secara pasti dijabarkan dalam bentuk norma-norma ubudiyah mahdzab yang awajib ditaati oleh anak didik secara syar’i.
- Hubungan dengan masyarakatnya memerlukan adanya aturan-aturan dan norma-norma yang mengarahkan proses hubungan antar sesame manusia bersifat lentur dalam komfigurasi rentangan tata nilainya, tapi tidak melanggar atau merusak prinsif-prinsif dasarnya yang absolute, dalam arti tidak cultural relativistik. Seluruh lapangan hidup manusia adalah merupakan arena di mana hubungan sosial dan inter personal terjadi sepanjang hayat, termasuk lapangan hidup iptek.
- Hubungan dengan alam sekitar menurut adanya kaida-kaida yang mengatur dan mengarahkan kegiatan manusia didik dengan bekal ipteknya dalam penggalian, pemanfaatan, dan pengolahan kekayaan yang menyejahterahkan kesadaran terhadap bahaya arus balik sanksi alam, akibat pengurasan habis-habisan terhadap kekayaan alam melebihikapasitas alamiahnya.
b. Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum
Pendidikan secara kulturan pada umumnya berada dalam lingkup peran, fungsi dan tujuan yang tidak berbeda. Semuanya hidup dalam upaya yang bernaksud mengankat dan menegakkan martabat manusia melalui transmisi yang dimilikinya, terutama dalam bentuk transfer of knowledge dan transfer of values.
Dalam konteks ini secara jelas juga menjadi sasaran jangkauan pendidikan islam, merupakan bagian dari system pendidikan nasional, sekalipun dalam kehidupan bangsa Indonesia tampak sekali eksistensinya secara cultural. Tapi secara kuat ia telah berusaha untuk mengambil peran yang kompetitif dalam setting sosiologis bangsa, walaupun tetap saja tidak mampu menyamai pendidikan umumn yang ada dengan otonomi dan dukungan yang lebih luas, dalam mewujudkan tujuan pendidikan secara nyata.
Sebagai pendidikan yang berlebel agama, maka pendidikan islam memiliki transmisispritual yang lebih nyata dalam proses pengajarannya disbanding dengan pendidikan umum, sekalipun lembaga ini juga memiliki muatan serupa. Kejelasannya terletak pada keinginan pendidikan islam untuk mengembangkan keseluruhan aspek dalam diri anak didik secara berimbang, baik aspek intelektual, imajinasi dan keilmiahan, kulturan serta kepribadian. Karena itulah pendidikan islam memiliki beban yang multi paradigm, sebab berusaha memadukan unsure profane dan imanen, dimana dengan pemaduan ini, akan membuka kemungkinan terwujudnya tujuan inti pendidikan islam yaitu melahirkan manusia-manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan, yang satu sama lainnya saling menunjang.
Antara ilmu pengetahuan dan pendidikan islam tidak dapat dipisahkan, karena perkembangan masyarakat islam, serta tuntutannyadalam membangun manusia seutuhnya (jasmani dan rohani) sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas ilmu pengetahuan yang dicerna melalui proses pendidikan. Proses pendidikan tidak hanya menggali dan mengembangkan sains, tetapi juga, lebih penting lagi yaitu dapat menemukan konsepsi baru ilmu pengetahuan yang utuh, sehingga dapat membangun masyarakat islam sesuai dengan keinginan dan kebutuhan yang diperlukan.
http://jaririndu.blogspot.com/2012/05/peranan-penting-pendidikan-agama-islam.
Kamis, 13 Desember 2012
CERITAKU UNTUKMU
CERITAKU UNTUKMU
Ditulis Oleh : :Lis Indriaty Azizah
Pagi buta dengan cuaca dingin yang berselimutkan kabut aku bergegas pergi kesebuah tempat dimana anak-anakku sudah menunggu aku dengan senyum khas mereka, sebenarnya perjalananku tidaklah dekat melainkan harus menempuh perjalanan sejauh 40 kilometer kalau ditempuh dengan menaiki sepedah motor bisa ditempuh satu jam setengah. tapi bagiku inilah pekerjaanku yang paling menyenangkan aku berangkat dari perkotaan memasuki perkampungan dengan memancu sepedah motor sendirian melewati perjalanan yang berliku dan penuh bebatuan yang terjal dekelilingi bukit bukit yang hijau nan indah... Ya Allah betapa aku ingin segera bertemu anak-anakku yang senantiasa menunggu aku walaupun kedatanganku selalu terlambat, tetapi anak-anakku selalu menungguku dengan senang hati...
Ketika aku sampai dihalaman sekolahku yang terdiri dari dua kelas bangunan permanen dan satu kelas bangunan belum selesai ku dengar sambutan anak-anakku yang kegirangan karena gurunya telah datang, dengan keadaanku yang berjaketkan tebal dan napasku yang tersendat-sendat karena habis melalui perjalan yang cukup menguras tenaga aku sambut tangan anak-anakku yang saling berebutan menciumi tanganku seraya mengucapkan salam.
Begitu aku masuk kelas anak-anakku sudah siap siaga menyambut kehadiranku dikelas. Padahal aku bukanlah guru yang terbaik bagi mereka tapi sambutan mereka kepadaku seakan-akan aku adalah guru yang terbaik untuk mereka, tak ada sedikitpun terpancarkan rasa takut ataupu tegang ketika aku masuk kedalam kelas yang ada hanyalah semangat menyambut hari ini untuk belajar dengan buku seadanya dan harapan yang besar untuk meraih cita-cita.
Ya Allah betapa aku mengagumi sosok anak-anakku yang begitu semangat mengikuti pelajaranku walaupun keadaan dan fasilitas disekolahku jauh dari kata memadai dan jarak tempuh yang harus mereka tempuh pun begitu jauh, tetapi mereka tetap semangat mengibarkan senyum menyambut hidup yang ceria di masa yang akan datang.Walaupun mereka tidak tahu apa yang akan terjadi didepan nanti.
Aanak-anakku terima kasih kalian sudah memberikan sebuah arti kehidupan yang tak ternilai harganya bagiku...inilah ceritaku untukmu para penyemangat hidupku dengan senyuman berjuang terus demi meraih masa depan yang lebih baik insyaallah..... Aamin
Ditulis Oleh : :Lis Indriaty Azizah
Pagi buta dengan cuaca dingin yang berselimutkan kabut aku bergegas pergi kesebuah tempat dimana anak-anakku sudah menunggu aku dengan senyum khas mereka, sebenarnya perjalananku tidaklah dekat melainkan harus menempuh perjalanan sejauh 40 kilometer kalau ditempuh dengan menaiki sepedah motor bisa ditempuh satu jam setengah. tapi bagiku inilah pekerjaanku yang paling menyenangkan aku berangkat dari perkotaan memasuki perkampungan dengan memancu sepedah motor sendirian melewati perjalanan yang berliku dan penuh bebatuan yang terjal dekelilingi bukit bukit yang hijau nan indah... Ya Allah betapa aku ingin segera bertemu anak-anakku yang senantiasa menunggu aku walaupun kedatanganku selalu terlambat, tetapi anak-anakku selalu menungguku dengan senang hati...
Ketika aku sampai dihalaman sekolahku yang terdiri dari dua kelas bangunan permanen dan satu kelas bangunan belum selesai ku dengar sambutan anak-anakku yang kegirangan karena gurunya telah datang, dengan keadaanku yang berjaketkan tebal dan napasku yang tersendat-sendat karena habis melalui perjalan yang cukup menguras tenaga aku sambut tangan anak-anakku yang saling berebutan menciumi tanganku seraya mengucapkan salam.
Begitu aku masuk kelas anak-anakku sudah siap siaga menyambut kehadiranku dikelas. Padahal aku bukanlah guru yang terbaik bagi mereka tapi sambutan mereka kepadaku seakan-akan aku adalah guru yang terbaik untuk mereka, tak ada sedikitpun terpancarkan rasa takut ataupu tegang ketika aku masuk kedalam kelas yang ada hanyalah semangat menyambut hari ini untuk belajar dengan buku seadanya dan harapan yang besar untuk meraih cita-cita.
Ya Allah betapa aku mengagumi sosok anak-anakku yang begitu semangat mengikuti pelajaranku walaupun keadaan dan fasilitas disekolahku jauh dari kata memadai dan jarak tempuh yang harus mereka tempuh pun begitu jauh, tetapi mereka tetap semangat mengibarkan senyum menyambut hidup yang ceria di masa yang akan datang.Walaupun mereka tidak tahu apa yang akan terjadi didepan nanti.
Aanak-anakku terima kasih kalian sudah memberikan sebuah arti kehidupan yang tak ternilai harganya bagiku...inilah ceritaku untukmu para penyemangat hidupku dengan senyuman berjuang terus demi meraih masa depan yang lebih baik insyaallah..... Aamin
Selasa, 11 Desember 2012
MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Dari
sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa ingris yaitu gergaji ukir dan
ada juga yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle, yaitu sebuah teka teki
yang menyususn potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw
ini juga mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji ( jigsaw), yaitu
siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan
siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.
Model pemebelajaran kooperatif model jigsaw
adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada
kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti yang
diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw
ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam
kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara
heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan
bertanggung jawab secara mandiri.
Dalam model pembelajaran jigsaw
ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukanakan pendapat, dan
mengelolah imformasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan
berkomunikasii, anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan
kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat
menyampaikan kepada kelompoknya ( Rusman, 2008.203).
Langganan:
Postingan
(
Atom
)